BALIKPAPAN - Nyawa seakan begitu mudah dilenyapkan. Belum tuntas kasus pembunuhan yang melibatkan pasangan suami istri di Jl Soekarno Hatta Km 2 Strat 6 No 20 RT 39, Sabtu (13/11) lalu, kemarin, satu lagi nyawa harus melayang. Pelakunya, siswa kelas 2 salah satu SMA di Balikpapan. Persoalannya sepele. Hanya gara-gara tersinggung ditantang berkelahi.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi di Jl Minangkabau RT 4, Kelurahan Batu Ampar Lestari, Balikpapan Utara sekira pukul 08.00 WITA kemarin (17/11). Diketahui tersangka bernama Yulius Andreas Sesa (16) dan korban Sendy (24). Keduanya adalah warga Jl Minangkabau RT 4. Berdasarkan keterangan Jator (19), kakak tersangka, Yulius saat itu sedang berboncengan sepeda motor dengannya pergi ke bandara Sepinggan Balikpapan sekira pukul 08.00 WITA kemarin. Pasalnya, Jator harus berangkat ke Jambi untuk kembali bekerja.
Namun di tengah jalan perkampungan, mereka bertemu dengan Sendy yang juga mengendarai sepeda motor. “Saat berpapasan itu, dia (Sendy, Red) ngomong ke saya, apa lihat-lihat!. Saya jawab, saya kan punya mata,” kata salah seorang karyawan kontraktor pertambangan batu bara itu.
Akibat suasana hati yang kian memanas, akhirnya perkelahian tak terelakkan. Sendy dan Jatos terlibat adu jotos. Bahkan, Sendy sempat roboh terkena pukulan. Entah bagaimana caranya, Yulius yang saat itu tidak terlibat perkelahian tiba-tiba menikam Sendy dengan sebilah badik. “Saya enggak melihat adik saya menikam, enggak tahu nikamnya pakai apa,” kata Jator.
Usai menikam pria beristri itu, kakak beradik itu melanjutkan perjalanan ke Bandara Sepinggan. Rencananya, Jator akan terbang ke Jambi sekira pukul 11.00 WITA kemarin menggunakan pesawat Lion Air. Namun dia terpaksa membatalkannya karena harus berurusan dengan polisi. “Sudah hampir mau naik pesawat, enggak lama dapat telepon dari rumah supaya membatalkan penerbangan,” ujarnya.
Diakui Jator, ia memang sempat bersitegang dengan Sendy sehari sebelumnya. Saat itu, Yulius yang masih duduk di bangku SMA ditantang berkelahi oleh Sendy. Adiknya pun melaporkan hal itu ke Jator. Karena tak terima, Jator sempat menantang Sendy berkelahi namun tak terjadi. “Memang sempat ada perselisihan saya dengan korban,” ujarnya.
Sebelum meregang nyawa, Sendy sempat dirawat di puskesmas Kelurahan Batu Ampar. Namun karena keterbatasan fasilitas, dirujuk ke Instalasi Rawat Darurat (IRD) Rumah Sakit dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD). “Korban sempat meminta tolong ke saya untuk membawa ke puskesmas, saat itu dia sudah bersimbah darah di bagian perutnya,” kata Billy, salah seorang saksi di Mapolsek Balikpapan Utara.
Diduga Sendy tewas akibat kehabisan darah. Dia mengalami 1 luka tusukan sepanjang 3 jahitan di bagian kanan perutnya. Tampak di ruang Mortuary RSKD kemarin, Lenda (20), istri korban, tak henti-hentinya menangis. Dikatakannya, beberapa hari terakhir ada yang berbeda dengan suaminya. Sendy sering terlihat murung dan tak tenang. “Dia sering murung dan kelihatan seperti orang cemas,” ujarnya.
Yunus Sesa, ayah tersangka menuturkan, kedua kakak-beradik itu memang saling melindungi. Apabila salah seorang diganggu, maka yang lain akan membantu. “Anak saya itu sudah mau pergi ke Jambi,” ujarnya.
Kini Yulius terpaksa diamankan di Mapolsek Balikpapan Utara. Kasus ini masih dalam pemeriksaan intensif polisi. “Tersangka sudah kami amankan, sebagai barang bukti ditemukan sebilah badik yang disembunyikan di sekitar rumahnya,” kata Kapolsek Balikpapan Utara AKP Sukarman kemarin. (fir)

0 komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...